Sabtu, 28 Agustus 2010

Masjid Pendamping Gereja Jerman Dapatkan Lampu Hijau


COLOGNE (Berita SuaraMedia) – Kaki langit Cologne bukan cakrawala biasa. Siluet di langit itu adalah katedral, gereja gothic paling terkenal di Jerman. Setelah sebuah keputusan oleh dewan kota Cologne, gereja itu akan ditemani oleh Masjid terbesar di negara tersebut.

Pada hari Kamis pekan lalu(19/8), di balai kota Cologne, sekelompok demonstran berhadapan. Di sebelah kanan pintu masuk berdiri 30 pemrotes anti-Masjid yang membawa plakat-plakat bergambar Masjid dengan tanda silang merah besar. Di sebelah kiri, terdapat 100 orang yang menyuarakan dukungan mereka untuk pembangunan Masjid. Keduanya tidak perlu repot-repot karena hasilnya sudah hampir pasti.

Semua partai, kecuali Partai Demokrat Kristen (CDU) dan inisiatif anti-Masjid ekstrim kanan Pro-Cologne, mendukung pembangunan Masjid tersebut, yang akan menjadi Masjid terbesar di Jerman. Walikota Cologne, Schramma, yang sering berubah pikiran mengenai isu ini akhirnya memilih untuk berseberangan dengan CDU dan mendukung pembangunan Masjid.

Masjid baru itu akan dibangun di sebuah lokasi di Ehrenfeld, kawasan industrial di Cologne di mana sekarang sebuah pabrik tua difungsikan menjadi Masjid. "Mereka bisa mulai merobohkan bangunan pabrik tua itu besok," ujar Josef Wirges, anggota dewan setempat untuk EHrenfeld dan anggota partai Demokrat Sosial (SPD).

Bangunan itu akan menelan biaya antara 15-20 milyar euro, didanai oleh donasi swasta dari 800 kelompok di Jerman. Pembangunan akan selesai di tahun 2010 oleh Persatuan Turki Islam untuk Urusan Agama (DITIB), yang memiliki hubungan dekat dengan Ankara.

Masjid yang didesain oleh arsitek Jerman, Paul Bohm, ini akan menjadi sebuah bangunan berkubah dengan tembok-tembok kaca dan dua menara. Kedua menara akan berdiri setinggi 180 kaki, sepertiga tinggi menara Katedral Cologne. Masjid itu juga akan diapit oleh gedung-gedung perkantoran tinggi. DITIB telah sepakat untuk tidak mengumandangkan Adzan melalui pengeras suara.

"Saya rasa Masjid baru ini akan menjadi sebuah mahakarya arsitektural sehingga bus-bus wisata akan membawa orang-orang untuk melihatnya setelah mereka mengunjungi Katedral Cologne," ujar Wirges antusias.

Proyek Masjid Cologne adalah sebuah proyek milik Organisasi Muslim Jerman DITIB untuk membangun sebuah Masjid pusat yang besar dan representatif di Cologne, Jerman. Setelah beberapa kontroversi, proyek itu akhirnya memperoleh persetujuan dari dewan kota Cologne.

Masjid itu didesain dalam gaya arsitektural Ottoman, dengan tembok-tembok kaca, dua menara, dan sebuah kubah. Masjid itu direncanakan akan memiliki bazar dan area lainnya yang dimaksudkan untuk interaksi antar-agama. Saat Masjid itu akan menjadi salah satu yang terbesar di Eropa, ia telah dikritik untuk ukurannya, terutama tinggi menaranya.

Proyek ini ditentang oleh penulis Ralph Giordano, penduduk setempat, warga Jerman lainnya, kelompok-kelompok sayap kanan, dan neo-Nazi. Jorg Uckermann, wakil walikota distrik tersebut, mengkritik proyek itu dengan mengatakan bahwa "Kami tidak mau membangun perkampungan kumuh Turki di Ehrenfeld. Saya tahu tentang Londonistan dan saya tidak mau itu ada di sini."

Politisi setempat Markuz Wiener, dari kelompok sayap kanan Pro Koln, mengekspresikan ketakutannya bahwa Masjid Cologne akan memberdayakan populasi Muslim terlalu banyak.

Pada tanggal 16 Juni 2007, 200 orang berkumpul dalam sebuah protes yang diorganisir oleh Pro Cologne menentang Masjid itu dengan perwakilan dari Partai Kebebasan Austria dan Vlaams Belang Belgia. Banyak penduduk yang menentang Masjid itu karena mereka percaya bahwa Cologne adalah kota Kristen. Ralph Giordano menyatakan bahwa dia menentang proyek itu karena Masjid akan menjadi "sebuah ekspresi dari Islamisasi terhadap tanah air kita", "sebuah deklarasi perang", dan bahwa dia tidak akan mau melihat para wanita berjilbab di jalanan Jerman, menyamakan penampilan mereka dengan " manusia penguin".

Proyek Masjid Cologne sangat kontras dengan proyek yang tidak terlalu kontroversial di Duisburg, Jerman. Di Duisburg, terdapat kerjasama dan komunikasi yang baik sejak tahap awal dari politisi Jerman, gereja dan pemimpin komunitas serta pengembang Masjid, meskipun ketakutan akan Islamisasi terus ada. (rin/abn/wp) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar