Jumat, 24 Desember 2010

- Bagi Orang yang Beriman Sesungguhnya Sakit adalah Kafarah Dosa -

“Tiada suatu musibah pun yang menimpa seorang Muslim, melainkan dengannya Allah hapuskan (dosa-dosa kecil) darinya sampai-sampai sebatang duri pun yang menusuknya.”( Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Mardla, no. 5640; Shahih Muslim, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, no. 2572.)

Dalam satu waktu, Rasulullah menjenguk Salman al-Fahrisi yang tengah berbaring sakit. Rasulullah bersabda.“Sesungguhnya ada tiga pahala yang menjadi kepunyaanmu dikala sakit. Engkau sedang mendapat peringatan dari Allah SWT, doamu dikabulkan-Nya, dan penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu.”

Rasulullah pun melarang untuk mencela penyakit. Ketika Ummu Saib sakit demam dan mencela penyakit yang menimpanya, Nabi bersabda. “Janganlah kamu mencela demam. Karena sesungguhnya demam itu menikis kesalahan anak cucu Adam sebagaimana bara api mengikis keburukan besi.” (HR. Muslim)

“Tidaklah orang Muslim ditimpa cobaan berupa penyakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan keburukannya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Hikmah Ketika Sakit

Dalam sebuah buku yang berjudul Yasalunaka fi al-Dinwa al-Hayat dan dikutip dalam Tabloid Syiar, Dr. Ahmad al-Syurbasi menulis ada lima hikmah dari sakit yang dialami manusia. Pertama, sakit merupakan kesempatan untuk beristirahat. Kecendrungan manusia saat sehat adalah memperlakukan tubuhnya laksana robot. Ia terus bekerja demi mengejar kenikmatan dan kesenangan material tanpa henti dan tanpa memperhatikan kesihatan diri sendiri. Ia tidak menyedari bahwa otot-otot yang ada dalam tubuhnya memiliki keterbatasan.

Maka ketika seseorang sakit, ia memperoleh kesempatan untuk beristirehat, sambil melakukan introspeksi dan berpikir untuk memperbaiki pola hidupnya setelah ia sembuh nanti.

Kedua, sakit merupakan pendidikan. Ketika seseorang sakit parah, ia akan memahami betapa mahalnya nilai kesihatan. Ia pun rela mengeluarkan segala yang ia miliki demi kesembuhan penyakitnya.

Ketika seseorang sakit, ia akan meresakan betapa nikmatnya selalu ditemani, dilayani, disediakan makanan, dan yang paling nikmat dihibur. Maka, setelah sembuh nanti, ia akan tahu apa yang harus ia lakukan ketika orang lain yang sakit.

Ketiga, sakit merupakan teguran atas kesombongan manusia. Ketika sihat, manusia terkadang bertingkah seolah-olah dialah yang paling gagah, paling berkuasa dan paling berpengaruh. Tapi ketika sakit menderanya, segagah apapun menusia, sebesar apapun manusia dan sebesar apapun pengaruhnya, ia tidak dapat beranjak dari tempat tidurnya. Ketika itu, ia tidak lebih dari tulang dan darah yang dibungkus kulit.

Keempat, sakit merupakan kesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa. Hal ini bukan hanya dilakukan oleh yang soleh, orang sejahat apapun ketika sakit parah tak bisa berbuat apa-apa. Tangannya tidak ringan lagi. Mulutnya tak mampu mencacimaki lagi. Yang ada hanyalah penyesalan dan penyesalan.

Di samping itu, sakit yang diderita manusia merupakan kesempatan untuk memohon ampun atas dosa-dosanya. Dalam hadits diterangkan. “Tidaklah seorang muslim tertimpa keletihan, sakit, kebingungan, kesedihan hidup, atau bahkan tertusuk duri, kecuali Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Muttafaq Alaih).

Kelima, sakit merupakan kesempatan untuk memperbaiki hubungan keluarga dan sosial. Ketika seseorang sakit, kerabat dekat akan semakin dekat, kerabat jauh akan menjadi dekat dan yang kenal akan semakin akrab. Ketika seorang anak sakit, orang tua akan semakin sayang dan perhatian terhadap anaknya. Sebaliknya, ketika orang tua sakit, sang anak akan semakin sayang dan hormat kepada orang tuanya.

Alangkah mulianya Allah yang telah meciptakan segala-galanya tanpa sia-sia. Hanya satu sakit yang Dia timpakan kepada manusia. Akan tetapi, begitu banyak kebaikan yang dikandungnya. Kebaikan bagi si sakit yang sabar, kebaikan bagi orang tua dan keluarga yang melayani, kebaikan bagi masyarakat yang berbondong-bondong menjenguk, kebaikan bagi semua doa yang terucap.
READ MORE - - Bagi Orang yang Beriman Sesungguhnya Sakit adalah Kafarah Dosa -

Sabtu, 11 Desember 2010

SBY tak demokratis jika menggugat KEISTIMEWAAN JOGJA


Demokrasi , demokrasi seolah olah menjadi alsan setiap orang dalam berbeda pendapat, mendirikan partai baru entah karena tak sepaham atau karena tak kebagihan kdudukan yang di inginkan ,, , atatu merasa tak di anggap di parati sebleumnya ... ya walaupun sama aja semua partai entah yang berbagground keagaamaan nasinalas, demokratis , semua cendrung hanya sebagai media utuk mengusai jabatna tertinggi ,,, namuan hasil akhirnya ,,, Lupa pada rakyat, dan lebih mementingkan partainya.. ( pa mungkin si terpiklih tak di tanggih janji janji oleh paratai... haaa )

kalo kita lihat masalah keistimewaan Jogja dan demokrasi Ala YTH presiden SBY. Demokrasi ( dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat ).. Tapi Demokrasi bukan berarti Harus pemilu, dan terkadang pemilu malah justru aka menimbulkan perpecahan di dalam kehidupan sosial Rakyat, dan yang terpilih malah mengorupsi uang rakyat.

Jika JOgja di pimpin OLEH seorang SULTAN (aslin keturunan RAKYAT ngayogjokarto) yang mendapat kepercayaaan penuh DARI RAKYAT Jogja, dan sultan dalam mengabdikan diri UNTUK RAKYAT jogja, dan hasilnya semua rakyat Jogja juga sejahtera, tentram, juga lebih apik tatanan Kotanya dari pada IBU Kota jogja karta ( di mana presiden berada ) .
>>>> bukan kah itu demokrasi Bagi jogja yang sebenarnya, dari rakyat Jogja, oleh rakyat Jogja,untuk rakyat Jogja )<<<<<
terus tiba tiba Sby sebagai presiden negra demokrasi dan katanya atas nama demokrasi " menggugat dan mengharuskna Jogja Untuk melakukan PEMILU ( yang di inginkan hanya oleh politikus, yang haus kekuasaan dan korupsi, dan bukan ini yang di inginkan oleh rakyat jogja, mereka ingin di pimpin sultan ), MERUBAH keistimewaan Jogja sebagai KESULTANAN monarki ( meski tak basolut ) sedang itulah keinginan dan kebanggaan RAKYAT jogja ( Rakyat Jogja tak ingin di pimpin oleh para koruptor, egois memetingkan kepentinganpartai daripadfda kepentingan Rakyat, Yang cuma OM dO , tapi lamaban dalam bertindak),

>>>> INIKAH demokrasi Ala YTH presiden SBY . MEMAKSAKAN sistem yang tak di inginkan OLEH RAKYAT, menolak pemimpin yang di inginkan DARI Rakyat DAN MERAKYAT dan menggatinya dg POLTIKUS BEJAT se[perti di gedung2 DPR yang tak sepi dari uang suap?, >>>>> SBY biarpun pimpinan dewan pemibina partai DEmokrat tapu beliu YTH SBY sudah lupa makna akan demokrasi yang sebnarnya .
Status of the province of Yogyakarta the first time on 5 September 1945, when King Ngayogyakarta Hadiningrat lane with Paku Alam VIII, IX, states that the State Ngayogyakarta Sultanate is part of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI) Soekarno Hatta proclaimed on August 17, 1945. Status provinsi Yogyakarta pertama kali pada 5 September 1945, ketika Raja Ngayogyakarta Hadiningrat jalur dengan Paku Alam VIII, IX, menyatakan bahwa Negara Ngayogyakarta Kesultanan adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Soekarno Hatta memproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sultan Paku Alaman Mandate together later called Mandate 5 September is a form of support Ngayogyakarta Royal Sultanate of NKRI. Sultan Paku Alaman Mandat bersama kemudian disebut Amanat 5 September merupakan bentuk dukungan Kesultanan Ngayogyakarta Royal NKRI.

When Indonesia proclaimed as an independent state by the Soekarno-Hatta, in fact the kingdom of Yogyakarta, and so are other kingdoms in the territory of the former Dutch colony could only break away from the Unitary Republic of Indonesia. Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai sebuah negara merdeka oleh Soekarno-Hatta, sebenarnya kerajaan Yogyakarta, dan begitu juga kerajaan lain di wilayah bekas koloni Belanda hanya bisa melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

But it turns out lane Paku Alam VIII, IX and provide support to the Republic of Indonesia and the mandate that was signed with the Sultan Paku Alam with special regional status. Tapi ternyata jalur Paku Alam VIII, IX dan memberikan dukungan kepada Republik Indonesia dan mandat yang ditandatangani dengan Sultan Paku Alam dengan status daerah khusus.

The specialty of Yogyakarta was also welcomed by the founding father of Indonesia in the issuance of a legal umbrella known as the charter of confirmation. Keistimewaan Yogyakarta juga disambut oleh bapak pendiri Indonesia dalam penerbitan payung hukum yang dikenal sebagai piagam konfirmasi. Legal umbrella is actually issued by Sukarno, who was sitting in BPUPKI and PPKI on August 19, 1945. Payung hukum sebenarnya dikeluarkan oleh Sukarno, yang duduk di BPUPKI dan PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945.

Charter decision is then handed over to Sri Sultan Hamengkubuwono IX and Paku Alam VIII on September 6, 1945. Piagam keputusan kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII pada tanggal 6 September 1945.

Since then, the status attached to the Yogyakarta special region and specified in Act No 3 of 1950 Jo Law No. 19 of 1950 on the Establishment of the Special Region of Jogjakarta. Sejak itu, status yang melekat pada khusus wilayah Yogyakarta dan ditetapkan dalam UU No 3 Tahun 1950 Jo Undang-undang Nomor 19 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta.

The consequence of this means a leader (governor and vice governor) of the province of Yogyakarta is king Ngayogyakarta Sultanate with his deputy was king of the Paku Alam, who had been occupied lane Paku Alam IX and VIII and then proceed (see inherited) to the Sultan Hamengku Lane X and Paku Alam IX. Konsekuensi dari hal ini berarti pemimpin (Gubernur dan Wakil Gubernur) dari Provinsi Yogyakarta adalah raja Ngayogyakarta Hadiningrat dengan wakilnya adalah raja Paku Alam, yang telah lajur diduduki Paku Alam IX dan VIII dan kemudian dilanjutkan (lihat diwariskan) untuk Sultan Hamengku Lane yang X dan Paku Alam IX.

These conditions have been peaceful until then appeared to Law No. 32 of 2004 on Regional Government. Kondisi ini telah damai sampai kemudian muncul Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. In the Act, provided that the governor and deputy governor of a province in NKRI elected in provincial elections (elections) with a maximum term of 10 years or two elections. Dalam Undang-Undang, dengan ketentuan bahwa gubernur dan wakil sebuah provinsi di NKRI terpilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) dengan jangka waktu maksimal 10 tahun atau dua pemilu.

Yogyakarta Special Region must also follow the rules in the law. Daerah Istimewa Yogyakarta juga harus mengikuti aturan di hukum. That is Sri Sultan Hamengkubuwono X and Paku Alam IX must follow the election if it wants to be gubernu and deputy governor again. Itulah Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Paku Alam IX harus mengikuti pemilihan umum jika ingin menjadi gubernu dan wakil gubernur lagi. Until then the government (central) filed a bill (the bill) to Yogyakarta, which until now has not been completed. Sampai maka pemerintah (pusat) telah mengajukan tagihan (tagihan) ke Yogyakarta, yang sampai sekarang belum selesai. Though the bill is expected to be a solution for the privilege of Yogyakarta. Meskipun RUU ini diharapkan menjadi solusi bagi hak istimewa Yogyakarta.

It was then that Sri Sultan Hamengkubuwono X whose term of office was extended twice governor expressed the need for a referendum conducted for the province of Yogyakarta. Saat itulah Sri Sultan Hamengkubuwono X yang masa jabatannya diperpanjang dua kali gubernur menyatakan perlunya referendum dilakukan untuk provinsi Yogyakarta. The referendum for the people of Yogyakarta, is the governor and deputy governor later assigned or chosen in the election. Referendum bagi rakyat Yogyakarta, adalah gubernur dan wakil gubernur kemudian ditetapkan atau dipilih dalam pemilu. Although there were many, the burst of the Sultan was simply to satirize the government (central) and the Parliament to settle the bill immediately. Meskipun ada banyak, ledakan Sultan adalah hanya untuk menyindir pemerintah (pusat) dan DPR untuk menyelesaikan RUU ini segera.

Indeed, during this special status of Yogyakarta impressed hanged by the government and parliament. Memang, selama ini status khusus dari Yogyakarta terkesan digantung oleh pemerintah dan parlemen. The government on one side of the House accused the slow finish the discussion on the other side of the House accused the government arrested the bill was in the Ministry of Interior. Pemerintah pada satu sisi DPR menuduh menyelesaikan memperlambat pembahasan di sisi lain DPR menuduh pemerintah menahan RUU tersebut di Departemen Dalam Negeri. Is it true that a referendum will be the solution, like raised Sri Sultan Hamengku Buwono X? Apakah benar bahwa referendum akan menjadi solusi, seperti mengangkat Sri Sultan Hamengku Buwono X? And this is worrying because the next could be a bad precedent for other provinces can also be the beginning of national disintegration and dissolution of the Unitary Republic of Indonesia. Indonesia Today Dan ini mengkhawatirkan karena berikutnya bisa menjadi preseden buruk bagi provinsi lain juga bisa menjadi awal disintegrasi nasional dan pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia Hari ini

Piagam untuk Sultan Yogyakarta

Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX

Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan:

Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya,

Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia.

Jakarta, 19 Agustus 1945

Presiden Republik Indonesia

Ir. Sukarno

Piagam untuk Pangeran Pakualam

Piagam Kedudukan Sri Paduka Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII

Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan:

Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII Ingkang Kaping VIII, pada kedudukannya,

Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Gusti akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan Daerah Paku Alaman sebagai bagian daripada Republik Indonesia.

Jakarta, 19 Agustus 1945

Presiden Republik Indonesia

Ir. Sukarno


READ MORE - SBY tak demokratis jika menggugat KEISTIMEWAAN JOGJA

Rabu, 08 Desember 2010

Mengapa Dianjurkan Membaca Alquran Meski Tidak Tahu Artinya?

Syahdan tersebutlah Seorang kakek tua tinggal di sebuah perkebunan di sebuah desa yang cukup terpencil bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian sambil menghangaatkan diri membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Dalam Renungan..

Sumber : Komunitas Tahajjud

READ MORE - Mengapa Dianjurkan Membaca Alquran Meski Tidak Tahu Artinya?

Bukti Keistimewaan Al-Qur’an: Sebuah Tantangan Bagi Yang Masih Ragu


Posted by Anoenk at 10:35 PM on 26, Feb 2010

Bukti Keistimewaan Al-Qur’an: Sebuah Tantangan Bagi Yang Masih Ragu

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya untuk manusia. Tapi sering kali Al-Qur’an hanya seringkali hanya dibaca dan dilagukan dengan indah. Padahal tidak hanya itu. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup, sumber ilmu dan inspirasi. Jika dijadikan pedoman hidup, maka akan membawa keselamatan. Jika digali terus-menerus, ilmu dan inspirasi yang didapatkan tidak akan pernah kering

Ya, Al-Qur’an adalah sumber yang tidak pernah kering bagi pencari kebenaran, menjadi rujukan para ahli bahasa, sumber kajian para ahli fuqaha, dan sumber argumentasi para ahli hukum. Al-Qur’an juga menjadi kajian yang tidak pernah habis bagi para sosiolog, ekonom dan politisi, memberi inspirasi bagi para penyair dan pujangga. Bahkan, untuk ilmu saints dan biologi yang disinyalir menempati ilmu kasta tertinggi dalam kehidupan manusia, Al-Qur’an tetap tiada bandingannya. Jika ingin beberapa bukti, inilah sekelumit bukti yang bisa direnungkan

Keseimbangan Padanan Kata dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan dengan Bahasa Arab yang fasih, sehingga sejak masa turunnya sampai sekarang tidak ada yang dapat menandingi ketinggian dan keindahannya bahasanya. Al-Qur’an berisi 77.439 kata, 323.015 huruf yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara kata dan padanannya, maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. Misalnya kata “Hayat”, yang artinya “hidup” terulang sebanyak 145 kali, sama dengan berulangnya kata “maut” yang artinya “mati”. Kata “akhirat” terulang sama dengan kata “dunia” sebanyak 115 kali. Kata “malaikat” terulang 88 kali, sama dengan terulangnya kata “setan”. Demikian pula kata “yaum” yang artinya “tahun” terulang sebanyak 365 kali, yaitu jumlah hari dalam setahun. Kata “yahr” yang artinya bulan, di ulang sebanyak 12 kali, yakni sama dengan jumlah bulan dalam setahun.

Menembus Seluruh Waktu, Tempat dan Sasaran

Dari segi Waktu, Al-Quran berbicara tentang masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Kisah umat dan nabi jaman dahulu baik itu kesuksesan dan kegagalannya menjadi pelajaran untuk umat sekarang dan masa yang akan datang. Lihatlah contoh kisa Fir’aun yang menyombongkan diri lalu mati mengenaskan di laut merah, sedangkan tubuhnya diselamatkan Allah sebagai pelajaran bagi umat sesudahnya. Simaklah ayat berikut:

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[704] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. (QS Yunus, 10:92)

Keterangan:

[704] Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasarnya, menurut sejarah, setelah Fir’aun itu tenggelam mayatnya terdampar di pantai diketemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem, sehingga utuh sampai sekarang dan dapat dilihat di musium Mesir, Berhias, atau bepergian, atau menerima pinangan.

Dari segi materi, Al-Quran berbicara tentang segala segi kehidupan manusia. Seluruh aspek hidup disentuh Al-Qur’an, dan manusia diberi pengarahan dan bimbingan tentang prinsip-prinsip dasar yang dapat dijadikan pijakan utama.

Al-Quran merupakan satu-satunya kitab suci yang paling banyak dibaca orang dalam sejarah kehidupan manusia dari berbagai masa dan bangsa. Dikumandangkan setiap waktu oleh milyaran orang diseluruh dunia dengan bacaan yang teratur dan tertib.

Dari segi sejarah, tidak ada kitab suci yang tidak pernah berubah satu huruf pun dalam waktu ratusan tahun. Tiada pertentangan tentang keaslian Al-Qur’an.

Dari segi ruang, Al-Quran berbicara mengenai semua wilayah di daratan, lautan maupun angkasa raya. Yang mendorong para ahli untuk mengeksplorasinnya. Khusus untuk mengenai bahasan angkasa raya, anda dapat mengupasnya di sini (link)

Dari segi ilmu pengetahuan, cobalah simak saja beberapa ayat yang menerangkan proses terjadinya manusia sejak dalam kandungan hingga menjadi terlahir dengan sempurna berikut ini:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ (١٢)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ (١٣)ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ (١٤)

12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Masih banyak yang akan kita gali dari Al-Qur’an. Sebagaimana akan terus ditulis dan digali dalam blog ini. Ilmu dan inspirasi dalam Al-Qur’an adalah obyek yang sangat menarik, dan tentu saja apa yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. Pahala dan manfaat yang tiada ternilai akan kita dapatkan. Jadi bagi anda pembaca, semoga perjalanan kita dalam mencari ilmu dan inspirasi Al-Qur’an akan selalu dinaungi Allah. Aamiin.

READ MORE - Bukti Keistimewaan Al-Qur’an: Sebuah Tantangan Bagi Yang Masih Ragu